PEREMPUAN-PEREMPUAN...DI.....
KETIKA TUBUH LEMAH KARENA SAKIT
LANSIA
HAKIM
Hakim,jabatan seseorang yang diangkat oleh lembaga tinggi negara
Mereka, dipercaya dapat emberi putusan tepat untuk setiap perkara
Berjubah hitam, dengan palu ,siap diketukan di atas meja
ketika vonis dijatuhkan untuk terdakwa
Hakim, sesungguhnya jabatan mulia
Mereka harus menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana
Mengikuti banyak seminar, atau ujian sulit dari pemerintah
Diangkat di depan lembaga tinggi dengan sumpah.
Jubah hitam mengesankan mereka sangat berwibawa
menjaga keadilan dengan semangat ,apalagi simbol pengadilan mata tertutup
Memutus perkara bukan untuk keuntungan atau suap
Maka, di dalam Alkitab, cerita tentang hakim pun dimuat.
Hakim, ternyata tidak semuanya berbudi luhur
Banyak yang curang, tidak adil dan suka melantur
Memutuskan perkara sambil setengah tidur
Sebab semua keputusan sudah diatur
Di Dunia ini, selain hakim negara berjubah hitam
ada hakim-hakim berkeliaran
mereka denga jumawa memutuskan hidup mati seseorang
tanpa ruang sidang, tanpa surat dakwaan
Mereka ada di mana-mana, di semua ranah
Hakim-hakim itu lelaki atau wanita, tua maupun muda
menjatuhkan vonis dengan dalih agama, moral atau etika
perbedaan keyakinan, suku, warna kulit dan bahasa
Vonis bersalah dengan tega,
mereka jatuhkan sambil tersenyum jumawa
tak perduli nyawa-nyawa tak bersalah
melayang sia-sia, dikeroyok bersama!
Ach.....
Ada Firman Tuhan" Jangan kamu menghakimi!"
Hakim Agung adalah Allah sendiri .Dia menghakimi dengan otoritas Ilahi
Jika kita suka menghakimi sesama manusia
Ingatlah! Ada Hakim Agung yaitu Allah yang Maha Kuasa!.
KECIL TETAPI SANGAT BERHARGA
>> Rabu, 23 Maret 2011
Berawal dari hanya sebutir biji berwarna keemasan, pipih lonjong .kasar saat diraba dengan jemari tangan. Ia kemudian dibenamkan ke dalam lumpur berair banyak di tanah yang telah digemburkan. Dibenamkan hingga beberapa hari kemudian.. Tumbuhlah tunas berwarna hijau muda, perlahan makin tinggi dan menjadi hijau tua.
Petani mencabut benih keemasan yang kini bertunas dengan segenap harapan. lalu mempersiapakan lahan dengan bajak ditariki sepasang kerbau jantan!
Sang istri membantu mengatur jarak benih dengan sepenuh cinta pada pekerjaannya .bahu membahu mereka menyemaikan tunas benih di hamparan tanah terbajak,. Bau lumpur menyatu dengan tangan mereka yang kasar. Diterpa surya pagi yang menyapa dengan sinar cemerlang!
Awal perjalanan benih menuju keberhasilan pun dimulai. Petani merawat tunas muda dengan bermacam usaha. Menyiangi rerumputan disekitar sampai menaburi pupuk agar tunas tumbuh makin subur. Lumpur menguap disinari matahari garang, tunas yang semakin tinggi bergoyang lembut ditiup angin padang. Cinta dan sayang petani dibalas sang benih dengan kesuburan. Beberapa bulan kemudian.... dari pucuk tumbuh berjuntai bulir-bulir kehijauan. Rapat, padat dan beraturan. Seiring waktu berjalan.. benih hijaupun berubah menjadi keemasan. Gemuk, padat, dengan jumlah yang tidak terhitung.
Pokok kemudian merunduk sebab bulir keemasan semakin padat dan gemuk. Ia merunduk makin dalam seakan memberi hormat pada bumi yang menumbuhkan. Pada petani yang menanam, pada kasih sayang dan kesetiaan.
Dengan wajah sumringah, petani menikmati hasil kerja mereka. Benih kecil kini bertumpuk begitu banyak. Panen sangat memuaskan. Lumbung segera disiapkan. Bulir-bulir keemasan gemeresik dalam genggaman. Ia kemudian di remas dengan penumbuk manual atau mesin. Selimut emasnya runtuh berbarengan dengan bunyi lesung atau mesin modern. Wajahnyapun berubah, kini ia pitih kemilau. Berdesakan, bernyanyi riang" Kami berhasil, kami bukan lagi benih, tetapi kami sudah menjadi beras!
Beras, menjadi konsumsi utama jutaan orang. Setealh ditanak menjadi nasi lezat penguat badan.
Keterampilan manusia menjadikan beras menjadi nasi dengasn banyak sebutan. Ada nasi goreng, nasi uduk, nasi tim, nasi langi, nasi kuning, nasi begana, nasi ..banyak sekali predikat menyertai nasi. Apapun namanya..hampir semua manusia menyuakainya! Tetapi...apakah mereka tahu dari mana asalnya? Tanpa petani yang giat menabur benih dan bekerja giat di sawah , bermandi lumpur dan terpanggang matahari serta dikerubi lintah, masihkah ada nasi di meja makan kita? Renungkanlah!
BENCANA
>> Jumat, 11 Maret 2011
Bumimini makin tua dan rapuh
bebannya berlipat ganda semakin pebuh
Isi perutnya terkuras terus menerus sepanjang waktu
perut bumi digali, gunung dibelah, lautan dijelajah
hanya untuk menguras material berharga ,demi ambisi manusi
Firman Tuhan dijadikan dasar untuk "Menguasai" bumi
tanpa rasa bersalah..tanpa rasa bersalah...
Ketika gunung menggeram memuntahakn amarah
saat laut bergelora menyerukan geram
saat bumi merintih kelelahan dan kesakitan,
tangisan manusia bergaung, memekik pilu
tak kuasa menahan murka alam yang kelelahan sarat beban!
Teknologi, kecerdasan dan ambisi menguasai dalam diri manusia
ternyata tak mampu menahan apalagi mencegah bencana
Kendati manusia mengaku sebagai penguasa dan lancang serta angkuh
merobek,mencabik, menguras dan memeras bumi tanpa pernah puas
mereka tak berdaya saat tiba-tiba
Tsunami melanda. gunung meledak, bumi terbelah. Ah.....
Dalam hening sunyi paska bencana
mari merunduk dan menyerah
seraya mengaku kepada Tuhan san pencipta
Ya Allah, ampunilah dosa -dosa kami manusia serakah.
Sebab sesungguhnya kami manusia hanya mahluk fana
yang hari ini gagah ,besok hanya debu saja.
KepadaMu Tuhan kembali kami menyembah
mau menjadi mitra Allah dalam menjaga
Agar bumi indah ini tidak binasa
karena kejumawaan kami semata!
11 Maret 2011, saat Tsunami menghantam Jepang.